BOYOLALI – Pandemi Covid-19 justru memberikan dorongan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Boyolali. Pelaku UMKM semakin menjamur.
Tercatat, pada awal 2022 terdapat 70 ribu pelaku dengan UMKM aktif sebanyak 42 ribu. Pemkab mendorong agar pelaku UMKM menjadi prioritas pendampingan guna pemulihan perekonomian di Boyolali.
Bupati Boyolali M. Said Hidayat menjelaskan, pemulihan perekonomian masyarakat bisa dilakukan dengan kemajuan UMKM. Namun, kegiatan bisnis dan usaha perlu dukungan semua lini. Termasuk pendanaan yang bisa didapat dari perbankan utamanya dalam pemberian kredit usaha rakyat (KUR). Diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
”Kami telah melakukan pendataan UMKM. Ternyata banyak peningkatannya. Pendataan ini agar ketepatan sasaran bisa diwujudkan. Kami minta bank-bank hadir untuk membantu para pelaku UMKM,” terangnya usai peresmian Kantor Cabang baru Bank Jateng Syariah di Boyolali Kota, kemarin (2/2).
Said menjelaskan, pelaku UMKM terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat pada kurun 2015-2021 ada 6.900 UMKM di Boyolali. Angka tersebut terus naik hingga 13 ribu pelaku dan pada 2022 ini naik menjadi 70 ribu UMKM. Namun, dari pendataan yang dilakukan, hanya 42 ribu pelaku UMKM yang masih aktif. Sisanya, masih tercatat, namun tidak lagi aktif dalam kegiatan usaha.
”Maka data itu (UMKM tidak aktif, Red) kami pisahkan dulu. Sehingga perbankan bisa mendukung UMKM yang aktif untuk diprioritaskan. Meski semua UMKM tetap diprioritaskan, tapi ada ketepatan sasaran. Sehingga di situasi pandemi, geliat ekonomi masyarakat harus didukung untuk menambah kekuatan dalam pemulihan perekonomian di Boyolali,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Dana, Jasa dan UMKM Bank Jateng, Irianto Harko Saputro mengatakan pertumbuhan KUR terbesar justru berasal dari UMKM. Ada puluhan ribu pelaku UMKM yang digandeng dan dilakukan pendampingan usaha. Selama 2021, pencairan KUR Syariah mencapai Rp 383,5 miliar dan mengalami pertumbuhan hingga 373 persen.
”KUR kita yang tersalur mencapai 99,96 persen, artinya hampir semua telah tersalurkan. Angka pertumbuhan ini juga naik pesat dibanding 2020 lalu. Dan pertumbuhan 373 persen ini akan menjadi target kami pada 2022. Kami harap bisa berkontribusi maksimal pada PAD Jateng dan bisa dirasakan masyarakat,” katanya.