Beranda Berita Basarah: Usai Pelarangan Ormas, Saatnya Pemerintah Lebih Mengayomi Ormas Keagamaan Moderat

Basarah: Usai Pelarangan Ormas, Saatnya Pemerintah Lebih Mengayomi Ormas Keagamaan Moderat

397
0

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mendukung penuh keputusan pemerintah melarang segala bentuk dan aktivitas Front Pembela Islam (FPI). Kini, Ahmad Basarah meminta pemerintah menjadikan momentum pelarangan organisasi kemasyarakatan Islam garis keras, itu untuk lebih merangkul dan memberi dukungan secara optimal ormas-ormas keagamaan yang selama ini moderat dan terbukti loyal mendukung persatuan dan kesatuan bangsa. Basarah berpendapat negara menjadi baik ketika pemerintah dan kalangan civil society saling bahu-membahu menjaga kohesi masyarakat yang majemuk.

Basarah menjelaskan tujuan dari didirikannya ormas-ormas keagamaan sangat jelas, yakni hendak merawat ketakwaan semua elemen bangsa ini kepada Tuhan Yang Mahaesa.

“Agar bangsa ini terus menjadi bangsa religius seperti yang diharapkan para pendiri bangsa. Harapan itu jelas terekam dalam filosofi Pancasila seperti yang disampaikan Bung Karno dalam Pidato 1 Juni 1945, yakni membentuk bangsa yang nasionalis religius,” kata Ahmad Basarah

Menurut Basarah, berdasarkan filosofi yang ditegaskan oleh proklamator bangsa itu, negara menjadi wajib untuk mendorong dan memfasilitasi warganya dalam rangka meningkatkan ketakwaan mereka sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Dia menjelaskan pemerintah yang berkuasa dan siapa pun yang menjadi pemimpin pemerintahan itu, tak punya alasan lain untuk tidak merawat, mengayomi, dan mendukung ormas-ormas keagamaan baik secara moril apalagi materiil. Bila terbukti semua ormas itu mendukung kemajuan bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya.

Namun, ia mengatakan, peningkatan ketakwaan umat beragama yang dilakukan ormas-ornas itu hendaknya tidak disalahgunakan untuk tujuan merongrong kewibawaan negara. Termasuk untuk melawan pemerintahan yang sah, siapa pun yang jadi presiden negeri ini.

“Jika kesepakatan ini dilaksanakan dengan baik dan kedewasaan penuh dalam berbangsa dan bernegara, saya yakin Indonesia akan segera menjadi negara maju,” ungkap salah satu pendiri Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.

Karena itu, Basarah memberi apresiasi yang sebesar-besarnya kepada banyak ormas keagamaan Islam seperti Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Ittihadiyyah, Perti, Matlaul Anwar dan lain-lain. Termasuk ormas keagamaan di luar Islam seperti Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) dan lainnya.

Sebab, ujar Basarah, selama ini semua ormas itu terbukti konsisten membina ketakwaan umat masing-masing, sekaligus mengajarkan kesetiaan kepada Pancasila dan NKRI.

“Ketakwaan dalam beragama itu, agama apa pun, adalah keharusan. Karena ketakwaan identik dengan menjaga keseimbangan alam di mana negara dan masyarakat ada di dalamnya,” ungkapnya.

Menurut Basarah, hal inilah yang pernah ditunjukkan oleh KH Hasyim Asy’ari ketika mengeluarkan fatwa “hubbul wathan minal iman” atau mencintai dan membela negara adalah bagian dari keimanan seseorang ketika Republik Indonesia yang baru seumur jagung tengah terancam oleh gempuran tantara sekutu di awal kemerdekaan.

Wakil ketua Lazisnu PBNU itu mengatakan berangkat dari kenyataan sejarah tadi, maka sebaliknya jika ada ormas dari kalangan agama apa pun terindikasi kuat ingin merongrong persatuan bangsa dan keutuhan negara, masyarakat bisa menilai ormas itu jelas tidak menjalani pesan-pesan agamanya dengan baik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here