Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih terus memberikan perhatian pada pengelolaan sampah. Meskipun menurut Bupati Malang, HM. Sanusi, pengelolaan produksi sampah di Kabupaten Malang dipastikan cukup terkendali, upaya penanganan terus dimaksimalkan.
Hal tersebut lantaran di tempat pembuangan akhir (TPA) di Talangagung, Pemkab Malang sudah menerapkan tempat pengolahan sampah reduce, reuse dan recycle. Dirinya juga memastikan bahwa persoalan sampah tidak begitu menimbulkan masalah pencemaran.
“Tentu tetap jadi perhatian, kita melakukan itu karena banyak daerah lain itu mau belajar tentang penanganan sampah ke Kabupaten Malang,” tegas Sanusi, Rabu (20/4/2022).
Menurut Sanusi, hingga saat ini sudah ada 150 lebih kabupaten yang melakukan studi replikasi soal penanganan sampah di Kabupaten Malang. Pada tahun ini, Pemkab Malang memastikan tetap melakukan penanganan soal sampah.
Rencananya, Pemkab Malang akan mulai akan menerapkan sistem pemilahan sampah sejak dari rumah warga. Menurutnya, hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penanganan terhadap produksi sampah.
“Agenda terdekat nanti di rumah itu, sumber sampah sudah dipilah. Jadi ada sampah plastik, sampah organik, sampah metal,” terang Sanusi.
Selanjutnya, nanti akan ada petugas yang datang untuk mengumpulkan sampah-sampah yang telah dipilah tersebut untuk diproses lebih lanjut. Untuk sampah plastik, dirinya memastikan bahwa akan dilakukan daur ulang.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun, produksi sampah plastik di Indonesia per tahunnya mencapai 13 ton. Di mana jumlah tersebut juga telah banyak yang mengakibatkan pencemaran terhadap laut di Indonesia.
Informasi yang diterima media ini, produksi sampah plastik sebanyak 13 ton per tahun tersebut, jika diprosentase hampir 50 persen dari total produksi sampah selama setahun. Kemudian dari jumlah tersebut hanya ada 11 persen sampah plastik yang dapat didaur ulang.
