Beranda Berita Temui Massa Aksi, Made Siap Perjuangkan Tuntutan Aliansi BEM Malang Raya

Temui Massa Aksi, Made Siap Perjuangkan Tuntutan Aliansi BEM Malang Raya

204
0

MALANG – “Hidup Mahasiswa!” teriak I Made Riandiana Kartika saat menemui massa aksi di depan Gedung DPRD Kota Malang, yang kemudian juga dijawab dengan serentak oleh seluruh mahasiswa “Hidup!”.

Made yang menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Malang menemui barisan massa aksi yang berjumlah sekitar 800 orang lebih mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Malang Raya, pada Selasa (12/4/2022).

“Saya atas nama Ketua DPRD kota Malang mengapresiasi apa yang sedang dilakukan oleh kawan-kawan mahasiswa. Saya yakin ketika mahasiswa turun aksi, pasti ada sesuatu yang tidak beres,” ungkap Made.

Terbukti, selama kegiatan demonstrasi berlangsung massa aksi membawa berbagai tuntutan serta sikap terkait dengan berbagai problematika sosial dan politik yang dialami bangsa Indonesia saat ini.

Salah satunya adalah keresahan adanya wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

“Saya sebagai Ketua DPRD Kota Malang dan juga sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang, bersepakat dengan kawan-kawan mahasiswa untuk menolak penundaan pemilu,” tegas Made.

Berdasarkan jadwal yang telah disepakati antara pemerintah dengan DPR RI, Pemilu Legislatif dan Presiden akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 dan untuk Pemilihan Kepala Daerah pada 27 November 2024.

Dia mengungkapkan, bahwa berdasarkan kepada konstitusi negara penundaan pemilu maupun perpanjangan masa jabatan Presiden adalah sebuah hal yang tidak dimungkinkan untuk dilakukan.

Maka dia berkomitmen untuk berjuang dan berada dalam satu barisan bersama para mahasiswa menolak rencana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden.

“Kami sudah diperintahkan oleh DPP Partai (PDI Perjuangan, Red) untuk mengawal ini semua. Jadi jangan pernah ragu, Pak Jokowi sudah dengan lantang menyatakan tidak akan mau masa jabatannya diperpanjang,” urainya.

Termasuk untuk kenaikan harga minyak goreng yang dipersoalkan oleh mahasiswa, Made menjelaskan bahwa pihaknya dalam waktu dekat ini akan berkomunikasi dengan Pemkot supaya dapat melakukan beberapa program strategis seperti pasar murah guna menurunkan harga minyak.

Sedangkan terkait kenaikan harga minyak bakar, dia mengajak massa mahasiswa untuk bersabar. Dikarenakan konflik internasional yang berlarut antara negara-negara penghasil minyak mentah menjadikan harga bahan bakar terutama pertamax harus dinaikkan.

“Harus kita tahu semua, bukan hanya persoalan terjadi di Indonesia saja, tapi semua dunia mengalami krisis energi. Kita akan sampaikan semua tuntutan di sini nanti akan kita tembuskan, karena kami juga merasakan beban masyarakat,” imbuh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang tersebut.

Dia menghormati jerih payah dan kegigihan para mahasiswa untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan masyarakat kepada DPRD di tengah bulan puasa.

Harapannya ke depan kolaborasi dan komunikasi antara mahasiswa dan DPRD selaku penyambung lidah rakyat dapat terus terjalin, sehingga segala kebutuhan dan kegelisahan masyarakat dapat terselesaikan dengan baik.

Sebagai bentuk komitmennya, dia menandatangani tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa di depan masa aksi. Sekaligus menunjukkan kesepakatan untuk berjuang dan mengawal tuntutan masa aksi hingga selesai.

“DPRD kota Malang punya keterbatasan wewenang dan power. Tapi kami di PDI Perjuangan punya pimpinan-pimpinan di atas kami, ada DPRD provinsi, di DPR RI kami juga ada. Ini akan kami sampaikan keluh-kesah dari kawan-kawan mahasiswa hari ini untuk dibahas dan dituntaskan bersama,” pungkas Made.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here