Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengkritik keras pencopotan Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andono Warih karena kerumunan pada pernikahan anak Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS).
Gembong menilai pemecatan itu adalah langkah Gubernur Anies Baswedan untuk menyelamatkan diri sendiri sendiri. Anies disebut mengorbankan anak buahnya. Padahal sebagai Gubernur dia harus bertanggung jawab penuh atas pelanggaran protokol kesehatan.
“Itu namanya gerakan cuci tangan yang dilakukan oleh pak Gubernur,” kata Gembong
Gembong menilai Anies sendiri sebetulnya tidak taat pada peraturan protokol kesehatan di Jakarta. Hal ini dikatakan Gembong mengomentari kedatangan Anies di Rumah Rizieq Shihab saat pentolan FPI itu baru tiba di Jakarta pada 10 November 2020 lalu.
Hal ini disebut melanggar protokol kesehatan lantaran lantaran Rizieq Shihab harus mengkarantina diri selama 14 hari karena baru pulang dari luar negeri. Gembong menilai Anies memberi contoh buruk kepada anak buahnya.
“Anak buahkan menerjemahkan apa yang dilakukan pimpinannya. Pak Anies kan sudah datang ke rumah beliau, itu yang diterjemahkan anak buahnya,” tegasnya.
