Beranda Berita BPIP: Sangat Langka Seniman yang Radikal dan Intoleran

BPIP: Sangat Langka Seniman yang Radikal dan Intoleran

406
0

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono menerangkan bahwa seni dan budaya bukan sebatas untuk penghibur tetapi juga untuk membangun karakter bangsa.

“Pancasila sebagai nilai leluhur bangsa umumnya dimiliki oleh para seniniman, sehingga sangat langka seniman yang radikal dan intoleran. Ini yang harus ditanamkan kepada masyarakat,” jelas Hariyono

Selain itu, Hariyono juga menambahkan bahwa seni diperuntukan dan bisa menembus semua lapisan masyarakat.

Seorang Penyanyi Trie Utami, dan Aktor Slamet Rajarjo yang juga merupakan Ikok Prestasi Pancasila pada tahun 2019 menjadi Narasumber utama dalam seminar.

Menurut Trie Utami, Pancasila itu sudah ada di Indonesia, sehingga apa yang para seniman lakukan itu adalah Cumiarkan dan mengharumkan kembali kembali ke masyarakat

“Memanfaatkan fungsi seniman untuk masyarakat karena salah satu fungsinya adalah mensejahterakan khususnya dalam hal rasa. Selain itu juga sebagai media menyuarakan hal-hal dalam kepentingan bersama,” jelasnya.

Trie juga menambahkan bahwa memanggil pancasila yang sudah ada di bumi Indonesia dengan cara halus dan tajam alatnya adalah kesenian.

Hal lain juga diutarakan oleh Slamet Rahardjo. Membumikan Pancasila harus dibarengi dengan deklarsi, merenung, dan rasa syukur. Pancasala disuguhkan dengan cara yang cerdas tidak buta digital. Sudut pandang lain dikemukakan oleh Addie MS. Menurutnya dalam dunia seni perbedaan merupakan aset.

“Bangsa indonesia Harus dapat menerima perbedaan. Perbedaan adalah aset dalam seni. Berbeda dengan dunia politik yang kadang menanggap perbedaan adalah musuh,” jelas Addie.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here