Beranda Berita Daniel Rohi Minta Pemprov Jatim Fokus Atasi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Daniel Rohi Minta Pemprov Jatim Fokus Atasi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

391
0

Persoalan kelangkaan masih jadi sorotan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Daniel Rohi. Dia minta Pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih baik fokus pada persoalan mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi yang tiap tahun selalu terjadi.

“Kalau saya turun ke daerah itu, petani selalu mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi yang setiap tahun terjadi. Dan lebih memprihatinkan lagi, pupuk hilang dari peredaran dan itu sangat menyulitkan petani,” tandas Daniel Rohi.

Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara ‘Sudut Pandang’ dengan tema “Jatim Tidak Butuh Impor Beras” yang disiarkan secara langsung oleh TVRI Jawa Timur, Selasa (30/3/2021) sore.

Untuk hari-hari ini, sebut Daniel, Provinsi Jawa Timur menjadi daerah penghasil beras nomor satu di Indonesia. Karena itu, dia mengapresiasi kinerja Dinas Pertanian.

Pihaknya juga minta Pemprov Jatim untuk lebih memperhatikan petani terutama terkait pupuk, permainan harga komoditas pertanian, dan peningkatan penganggaran di APBD.

Melihat potensi pertanian di Jawa Timur yang begitu besar, pria yang Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jatim ini menyayangkan rendahnya porsi anggaran sektor pertanian.

Anggota Komisi B DPRD Jatim ini menyebutkan, idealnya anggaran untuk sektor pertanian di Jawa Timur sebesar 2,5 persen dari APBD Provinsi. Menurutnya, anggaran pertanian hanya 0,75 % dari total APBD Jawa Timur yang sekitar Rp. 34 triliun.

“Pertanian hanya dapat jatah anggaran di tahun 2020 sebesar 225,78 miliar, yang dialokasikan untuk belanja tidak langsung 156,69 miliar dan dan belanja langsung 69,09 miliar. Yang jatuh ke petani sangat minim,” bebernya.

“Kalau anggaran pendidikan 20%, kenapa pertanian kita tidak bisa patok angka tertentu misalnya minimal 2,5% dari anggaran tersebut. Kita bisa berbuat banyak untuk memajukan sektor pertanian dan para Petani,” ujarnya.

“Misalnya petani tidak perlu menjual gabah, pemerintah perlu menyediakan pabrik pengolahan pasca panen sehingga mereka tidak lagi gabah tapi jual beras sehingga nilai tambah meningkat,” tambah dia.

Pada kesempatan itu, Daniel juga menggarisbawahi kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang selama ini dia nilai belum maksimal mengantisipasi kenaikan harga komoditas-komoditas tani menjelang hari raya.

Oleh karenanya, dia menyarankan kepada Disperindag Jatim membuat perencanaan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas yang dihasilkan petani.

“Jangan sampai sifatnya reaktif, mereka “para spekulan” juga punya perencanaan, mereka tahu kapan terjadi kelangkaan. Sehingga dibutuhkan langkah-langkah pendekatan hukum untuk menindak para oknum yang selalu memanfaatkan momen-momen tertentu untuk meraih keuntungan,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here