Ditengah deras arusnya informasi di era digital, penggunaan formula tepat dalam penanaman nilai-nilai Pancasila pada semua lapisan masyarakat, khususnya generasi milenial menjadi tantangan tersendiri.
“Tentu saja metodenya harus menyesuaikan perkembangan dunia digital saat ini, dimana generasi milenial dalam satu hari menghabiskan waktu tujuh jam daengan gadget,” kata Pengamat Politik Karyono Wibowo
Menurut Karyono Wibowo, Penanaman nilai-nilai Pancasila itu harus berbasis digital sebagai alat yang efektif. Selain itu bisa pula dengan riset. Misalnya, mengambil beberapa sampel konten yang paling banyak disukai, mendapatkan like maupun viewer dengan engagement tinggi.
Dan dari berdasarnkan riset tersebut kemudian tentukan konten atau narasi apa yang mudah diterima kalangan milenial berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Jadi, Pancasila jangan sekedar dijadikan dogma. bagi generasi milenial, dogma sulit dipahami sehingga perlu cara yang invobatip dan up to date agar mudah diterima,” jelasnya
Selain menggunakan digital, Pengamat Politik ini juga menekankan perlunya menyederhanakan konsep Pancasila dengan bahasa yang mudah dipahami generasi muda.
“Tidak perlu panjang-panjang atau bertele-tele dengan teori yang njelimet,”paparnya
Menurutnya yang terpenting adalah menyederhanakan teori konsep Pancasila sesuai bahsa milenial.
Dan Karyono berharap keapada BPIP melakukan riset sebelum menyusun silabus penanaman nilai-nilai Pancasila.
